Senin, 22 April 2013

Flu Babi Untungkan Hacker Rusia


Negara terbanyak membeli Tamiflu online adalah AS, Jerman, Inggris, Kanada, dan Perancis..

  VIVAnews - Maraknya kasus flu babi di kawasan Inggris dimanfaatkan oleh sejumlah hacker asal Rusia. Para penjahat dunia maya tersebut ‘menjual’ Tamiflu lewat internet. Modus kejahatan tersebut dideteksi oleh Sophos, vendor keamanan IT dan sekuriti data.

Sophos berpendapat, keputusan pemerintah memperingatkan warga agar tidak membeli Tamiflu di Internet memicu pengguna melakukan ‘panic buying’ atas obat tersebut dan membuat mereka menjadi korban para penjahat dunia maya.

“Banyaknya kasus flu babi yang terdeteksi di Inggris membuat kita perlu berhati-hati terhadap tawaran membeli Tamiflu secara online,” kata Graham Cluley, Senior Technology Consultant Sophos, seperti VIVAnews kutip dari blognya, 23 November 2009.

“Pelaku bekerja di balik layar, di balik toko obat palsu di internet dan membahayakan detail informasi pribadi pengguna seperti catatan medis dan detail kartu kredit mereka,” kata Cluley. “Pelaku tidak mempermasalahkan bahwa mereka melanggar hukum dengan menggelar toko obat palsu tersebut, tetapi yang pasti mereka tidak segan-segan mengeksploitasi data pribadi pengguna ataupun menjual obat yang berbahaya,” ucapnya.

Cluley menyebutkan, jika Anda membutuhkan obat-obatan, segera hubungi dokter secara konvensional. “Hindari, jalan pintas dengan membeli obat-obatan dari orang yang tidak bertanggungjawab di Internet,” ucapnya.

Tahun ini, Sophos telah mendapatkan ratusan juta iklan spam obat-obatan dari situs toko obat palsu dan situs yang paling populer adalah Canadian Pharmacy. Adapun lima negara yang paling banyak membeli Tamiflu dan obat-obatan lainnya adalah Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Kanada, dan Perancis.

Pemesanan besar-besaran terhadap Tamiflu paling terlihat di Inggris. Di negeri tersebut, pencarian di Internet menggunakan keyword Tamiflu telah meningkat 1.400 persen pada bulan Juli lalu. Sophos memperkirakan, peningkatan ini terjadi akibat hambatan yang muncul pada produksi Tamiflu secara global.


sumber http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/107887-flu_babi_untungkan_hacker_rusia

114 ‘Antivirus’ yang Harus Dihindari


Software yang dikira antivirus itu adalah program berbahaya buatan kriminal dunia maya.
VIVAnews - Tahun 2009 ini, sejumlah ‘antivirus’ bertanggungjawab atas terinfeksinya lebih dari 25 juta komputer di seluruh dunia. Tidak hanya itu, ‘antivirus’ itu juga merampas nyaris sekitar 30 juta mesin.

Akar dari permasalahannya sebenarnya sederhana. Pembuat ‘antivirus’ tersebut menggunakan teknik social engineering lewat berbagai metode untuk meyakinkan korban untuk membayar atau menginstalasikan software ‘antivirus’ tersebut.

Padahal, software yang dikira antivirus itu sebenarnya adalah program berbahaya yang membuat komputer pengguna terekspos dan siap untuk diterobos oleh para kriminal dunia maya.

Seperti VIVAnews kutip dari Softpedia, 21 Desember 2009, Microsoft telah mengumpulkan daftar yang terdiri dari 114 antivirus palsu yang berhasil dideteksi oleh Microsoft Security Essentials –software ‘antivirus’ resmi buatan Microsoft,– Forefront Client Security, dan lain-lain.

Perlu dicatat, nama aplikasi yang ada di daftar merupakan nama yang diberikan oleh Microsoft. Tidak menutup kemungkinan, aplikasi tersebut terdeteksi dengan nama lain pada komputer yang berbeda.

Pengguna yang tiba-tiba ditawari untuk menginstalasikan software pengamanan saat menjelajah Internet perlu curiga dan memastikan bahwa penawaran tersebut sungguh-sungguh.

Microsoft, dan juga pemain lainnya di industri selalu mengupdate informasi seputar ancaman yang datang pada pengguna. Termasuk di antaranya adalah ‘antivirus’ seperti tersebut di atas. Adapun laporannya tersedia lengkap di situs mereka dan dapat diakses oleh publik kapan pun dan di manapun.

Adapun daftar lengkap ke-114 software ‘antivirus’ yang wajib dihindari oleh pengguna internet dapat Anda simak  klik disini untuk daftar antivirus nya

SUMBER :http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/115191-114__antivirus__yang_harus_dihindari

FBI: Pasang Antivirus Terpercaya dan Update


 Menurut perkiraan, scareware bisa menyebabkan kerugian hingga lebih dari US$150 juta.
 VIVAnews - Biro Investigasi Federal (FBI) mengeluarkan peringatan seputar scareware melalui Internet Crime Complaint Center (IC3). Mereka mengatakan, taktik agresif scareware digunakan untuk melakukan penipuan.

Menurut perkiraan biro penyelidik AS tersebut, scareware bisa menyebabkan para korban merugi hingga lebih dari US$150 juta.

Scareware, atau dikenal juga sebagai rogueware, merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut produk antivirus palsu yang mengecoh pengguna agar membayar biaya lisensi dengan memborbardir mereka dengan peringataan keamanan yang bukan sebenarnya.

Skema kejahatan semacam ini sangat menguntungkan, sehingga para pelaku kejahatan cyber umumnya membangun keseluruhan perekonomian bawah tanah berdasarkan skema tersebut.

Bila sebuah komputer terinfeksi virus trojan, ada kemungkinan besar scareware juga akan terinstal di komputer. Kemudian, ketika pengguna komputer mencari berita-berita terkini melalui mesin pencari Google, misalnya, kemungkinan besar pencarian itu akan berakhir pada situs-situs yang mengandung scareware.

Peringatan IC3 menargetkan salah satu jalur distribusi scareware paling utama, yakni jaringan internet. Ancaman yang ada saat ini, menurut IC3, saat pengguna komputer yang ketika mulai berselancar di internet, mereka mulai menerima pop up peringatan keamanan yang menyatakan bahwa komputer mereka terinfeksi sejumlah virus.

Pop up itu sangat agresif, dan seringkali, satu-satunya jalan keluar bagi pengguna meski mereka menyadari bahayanya adalah dengan mematikan proses browser dan melakukan restart. Diklik atau tidak, pop up tersebut akan tetap menginfeksi.

IC3 yang merupakan kerja sama FBI, Pusat Kejahatan Kerah Putih Nasional (NW3C), dan Biro Bantuan Hukum (BJA), merekomendasikan pengguna komputer untuk berselancar di internet dengan program antivirus yang up-to-date dan terpercaya. “Kalau pengguna menerima pop up antivirus ini, disarankan untuk menutup browser atau mematikan sistem. Kemudian, sangat disarankan agar pengguna menjalankan scan antvirus lengkap secara rutin,” tulis FBI, seperti VIVAnews kutip dari Softpedia, 14 Desember 2009.

sumber :http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/113758-fbi__pasang_antivirus_terpercaya_dan_update

Serangan Phising Melambung


Serangan phising menguasai 57% dari total ancaman berbasis web sepanjang Desember 2009.

 

VIVAnews
 - Menurut statistik Network Box, lebih dari 50 persen ancaman berbasis web sepanjangan bulan Desember adalah serangan phising.

Seperti diketahui, situs phising bertujuan untuk memancing korban agar memberikan data-data yang terdapat pada sebuah halaman Web, termasuk password dan alamat-alamat email dalam daftar kontak. Selanjutnya, data-data itu disalahgunakan sebagai upaya mencari keuntungan para pelakunya (phisers). Carding (penyalahgunaan kartu kredit) dan spam beberapa contohnya.

Adapun latar belakang tingginya angka serangan phishing sepanjang bulan ini adalah masa Natal dan tahun baru. Diketahui dari catatan Network Box, para penjahat cyber memanfaatkan phising sebagai fasilitas berbelanja online gratis.

Menurut lembaga penelitian itu, serangan phising menguasai 57 persen dari total ancaman berbasis web sepanjang bulan Desember 2009, meningkat 28,7 persen dibandingkan bulan November, yang hanya 28,3 persen.

“Masa menjelang natal adalah waktu yang paling nyaman bagi para hacker untuk menyerang. Proporsi berbelanja online melejit seketika, perputaran uang sangat luar biasa dibandingkan waktu-waktu lainnya selama setahun,” kata Simon Heron, seorang analis keamanan internet Network Box, seperti VIVAnews kutip dari V3, 31 Desember 2009.

“Penawaran-penawaran barang murah semasa Natal berhamburan di Internet, dan ini akan berlanjut hingga awal Januari. Karena itu, kami mengimbau untuk para pencari barang online murah agar lebih waspada,” ucap Heron.

Network Box juga menemukan bahwa sumber ancaman terbesar untuk virus maupun spam selama bulan Desember adalah Brasil, yakni mencapai 20,9 persen dari total virus dan 9,1 persen total spam yang tersebar di jaringan Web global. Angka tersebut meningkat dari masing-masing 14 persen dan delapan persen dibandingkan bulan November.

Kemudian, India juga diperingatkan Network Box karena memiliki potensi yang tidak kalah besar. Negara Asia Selatan itu dinilai memainkan peran yang signifikan di arena ancaman global, yakni dengan 6,8 persen dari total ancaman e-mail spam global, naik dari 4,2 persen di bulan November.
sumber :http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/117693-akhir_tahun__serangan_phising_melambung

2013, Data Medis Jadi Target Hacker


Ilustrasi
Ilustrasi
CALIFORNIA – Dunia teknologi bukan hanya diwarnai dengan kemajuan dalam produk teknologi, tapi juga serangan digital oleh hacker. Pada tahun depan, data medis dilaporkan akan menjadi target serangan hacker.

Dilansir dari AllThingsD, Kamis (27/12/2012), menurut sebuah laporan di Washington Post dan berdasarkan penelitian Information Security Institute di John Hopkins University, cara layanan kesehatan mengakses informasi kesehatan pasien sangat rentan.

Sebuah kasus yang didokumentasikan oleh Washington Post semakin menunjukkan peluang hacker melakukan serangan. Dilaporkan Washiongton Post, orang-orang di University of Chicago Medical Center menggunakan folder di Dropbox untuk mengakses catatan pasien di iPad mereka. Selain itu, OpenEMR, sebuah sistem catatan medis open source disebut memiliki banyak kerentanan dan bisa memberikan peluang bagi hacker.

Sebelumnya juga telah ada kasus serangan di dunia digital terhadap data medis, salah satunya server di Utah yang menyimpan ribuan data Medicaid telah diserang pada awal tahun ini.
sumber :http://jakarta.okezone.com/read/2012/12/27/55/737879/2013-data-medis-jadi-target-hacker

SEPUTAR KASUS dan AKHIR KARIR NYA Kevin Mitnick si Hacker Nomer 1 Dunia



“Hacker adalah satu-satunya kejahatan yang keahliannya bisa digunakan lagi untuk sesuatu yang etis. Saya tidak pernah melihat itu dibidang lain, misalnya perampokan etis.” - Mitnick

 America's The Most Wanted menjadi gelar kehormatan bagi Kevin Mitnick, seorang hacker nomer 1 dunia yang menjadi cracker begitu melegenda di kalangan praktisi teknologi informasi dan internet karena acap kali menyalahgunakan kelihaiannya dibidang program komputer yang digabungkan dengan ilmu rekayasa sosial (social enginering) untuk menjebol puluhan komputer perusahaan besar Amerika Serikat dan diklaim oleh FBI telah menyebabkan kerugian hingga ratusan juta dolar.

 Berkat media massa Amerika, Mitnick menjadi orang paling dikenal dikalangan praktisi TI dan internet dunia, sekaligus ia menjadi legenda hingga saat ini karena kelihaiannya mengutak-atik data rahasia di puluhan database perusahaan raksasa dunia yang berkantor pusat di Amerika Serikat.

 Federal Beurau Investigation (FBI) sangat geram dengan kelakuan Mitnick, karena ia selalu saja berulah membobol tidak hanya komputer-komputer perusahaan raksasa disana, seperti Sun Microsystem, bahkan ia berani mempermalukan FBI karena komputer utama inteligen dalam negerinya Amerika ini ditembus tanpa masalah sedikitpun. Kepiawaian Mitnick tidak hanya sampai disitu saja, ia juga ahli dalam melarikan diri dari kejaran FBI karena tidak rela hidup di sel isolasi yang telah dipersiapkan pihak FBI baginya.


Awal Karir Mitnick Mitnick mengawali karirnya sebagai seorang hacker sejak usia sekolah. Waktu itu ia masih menggunakan komputer dari fasilitas-fasilitas umum yang tersedia didekat tempatnya tinggal seperti di Radio Shack atau Perpustakaan Umum. Sebab saat itu harga sebuah komputer masih terbilang sangat mahal dan hanya mampu dibeli oleh perusahaan-perusahaan besar maupun lembaga pemerintah saja. Selain itu, Mitnick juga datang dari keluarga dengan tingkat ekonomi rata-rata.

 Kesenangannya mempelajari komputer dan program-program didalamnya terus berlanjut hingga ia dewasa. Tentunya fasilitas umumlah yang menjadi lokasi belajarnya. Hingga akhirnya ia menemukan bahwa kemampuannya dibidang programing komputer ternyata bisa digunakan juga untuk hal-hal yang sedikit nyerempet bahaya.

 Langkah bersejarahnya sebagai hacker nomer 1 dunia, dimulai dari melakukan penyusupan ke data-data milik Santa Cruz Organization, sebuah perusahaan piranti lunak dibidang sistem operasi UNIX. Namun sayangnya ia harus menerima hukuman karena ditangkap oleh kepolisian setempat dan dihukum 3 tahun penjara. Suatu langkah awal yang menyedihkan bagi Mitnick.

 Bukannya jera akibat hukuman ini, setelah keluar penjara Mitnick terus melancarkan aksinya meretas komputer Digital Equipment Corporation menggunakan komputer temannya. Karena takut dijerat hukum, rekannya sendiri akhirnya melaporkan aksi Mitnick kepada yang berwajib. Tanpa menunggu lama FBI langsung meringkus dan mengirimkannya ke penjara untuk 1 tahun lamanya. Mitnick mengakui perbuatannya ini sebagai sebuah usaha untuk sekedar mengetahui keamanan sistem komputer utama milik Digital Equipment Corp. Selain itu ia juga mengakui telah mengambil beberapa data penting dari piranti lunak yang diproduksi oleh perusahaan tersebut untuk dikembangkannya sendiri.

 Kemampuannya sebagai hacker pun semakin menajdi-jadi. Didukung dengan pengetahuan baru yang dikuasainya, bidang rekayasa sosial, ternyata sangat bermanfaat bagi Mitnick dalam melakukan manipulasi logika terhadap orang lain yang diajaknya berkomunikasi demi mengorek informasi rahasia berupa password komputer sasaran berikutnya.

 Kemampuan baru yang dimiliki Mitnick ini pun di uji cobanya sendiri dengan menembus informasi rahasia dari perusahaan penyedia jasa telpon selular yang waktu itu sangat ketat penggunaannya di Amerika Serikat. Tanpa waktu lama, ia berhasil mendapatkan satu jalur telpon seorang pelanggan dari dan tanpa disadari oleh pengelola perusahaan tadi. Akibatnya, dengan bebas Mitnick memanfaatkan fasilitas gratis ini untuk masuk ke jalur internet. Karena merasa jalur telpon yang dipakai tanpa bayar alias orang lain yang harus membayarnya, ia terus asyik di dunia maya hingga suatu saat harus diputus oleh perusahaan penyedia jasa telpon seluler tadi karena biaya yang telah digunakan overload.


Akhirnya Tertangkap

 Entah disadari atau tidak, Mitnick berhasil ditangkap oleh FBI karena peristiwa usilnya memanfaatkan fasilitas telpon seluler orang lain untuk akses internet. FBI bekerjasama dengan seorang hacker yang juga diragukan 'keberhasilannya', Tsutomu Shimomura, dan seorang penulis kolom di majalah New York Times yang diam-diam telah meriset selama bertahun-tahun terhadap Mitnick dan segala aksinya, akhirnya mampu meringkus hacker nomer wahid dunia ini di apartemennya di Raleigh, California Utara.

 Walaupun telah tertangkap, sempat-sempatnya Mitnick menjelaskan alasan ia tertangkap, yakni karena bantuan operator selular yang melakukan pencarian ke database penagihan terhadap dial-up kelayanan internet dari internet Netcom POP. Berdasarkan informasi inilah yang akhirnya memudahkan Shimomura melacak keberadaan Mitnick dengan alat pelacak selular, Cellscope 2000.

sumber :http://informasinetonline.blogspot.com/2009/02/legenda-tertangkapnya-kevin-mitnick-si.html

Contoh Kasus Tentang Keamanan Jaringan


Contoh kasus di Luar Negeri

Berikut ini adalah beberapa contoh pendekatan terhadap cybercrime (khususnya) dan security (umumnya) di luar negeri.
computer-cybercrime
  • Amerika Serikat memiliki Computer Crime and Intellectual Property Section (CCIPS) of the Criminal Division of the U.S. Departement of Justice. Institusi ini memiliki situs web
    • <http://www.cybercrime.gov&gt; yang memberikan informasi tentang cybercrime. Namun banyak informasi yang masih terfokus kepada computer crime.
    • National Infrastructure Protection Center (NIPC) merupakan sebuah institusi pemerintah Amerika Serikat yang menangani masalah yang berhubungan dengan infrastruktur. Institusi ini mengidentifikasi bagian infrastruktur yang penting (critical) bagi negara (khususnya bagi Amerika Serikat). Situs web: <http://www.nipc.gov&gt;. Internet atau jaringan komputer sudah dianggap sebagai infrastruktur yang perlu mendapat perhatian khusus. Institusi ini memberikan advisory
    • The National Information Infrastructure Protection Act of 1996 CERT yang memberikan advisory tentang adanya lubang keamanan (Security holes).
    • Korea memiliki Korea Information Security Agency yang bertugas untuk melakukan evaluasi perangkat keamanan komputer & Internet, khususnya yang akan digunakan oleh pemerintah.

    Contoh kasus di Indonesia

    1. Pencurian dan penggunaan account Internet milik orang lain
    Salah satu kesulitan dari sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya account pelanggan mereka yang “dicuri” dan digunakan secara tidak sah. Berbeda dengan pencurian yang dilakukan secara fisik, “pencurian” account cukup menangkap “userid” dan “password” saja. Hanya informasi yang dicuri. Sementara itu orang yang kecurian tidak merasakan hilangnya “benda” yang dicuri. Pencurian baru terasa efeknya jika informasi ini digunakan oleh yang tidak berhak. Akibat dari pencurian ini, penggunan dibebani biaya penggunaan acocunt tersebut. Kasus ini banyak terjadi di ISP. Namun yang pernah diangkat adalah penggunaan account curian oleh dua Warnet di Bandung.
    1. Membajak situs web
    Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah halaman web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat dilakukan dengan mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik di Indonesia menunjukkan satu (1) situs web dibajak setiap harinya. Hukum apa yang dapat digunakan untuk menjerat cracker ini?
    1. Probing dan port scanning
    Salah satu langkah yang dilakukan cracker sebelum masuk ke server yang ditargetkan adalah melakukan pengintaian. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan “port scanning” atau “probing” untuk melihat servis-servis apa saja yang tersedia di server target. Sebagai contoh, hasil scanning dapat menunjukkan bahwa server target menjalankan program web server Apache, mail server Sendmail, dan seterusnya. Analogi hal ini dengan dunia nyata adalah dengan melihat-lihat apakah pintu rumah anda terkunci, merek kunci yang digunakan, jendela mana yang terbuka, apakah pagar terkunci (menggunakan firewall atau tidak) dan seterusnya. Yang bersangkutan memang belum melakukan kegiatan pencurian atau penyerangan, akan tetapi kegiatan yang dilakukan sudah mencurigakan. Apakah hal ini dapat ditolerir (dikatakan sebagai tidak bersahabat atau unfriendly saja) ataukah sudah dalam batas yang tidak dapat dibenarkan sehingga dapat dianggap sebagai kejahatan?
    Berbagai program yang digunakan untuk melakukan probing atau portscanning ini dapat   diperoleh secara gratis di Internet. Salah satu program yang paling populer adalah “nmap” (untuk sistem yang berbasis UNIX, Linux) dan “Superscan” (untuk sistem yang berbasis Microsoft Windows). Selain mengidentifikasi port, nmap juga bahkan dapat   mengidentifikasi jenis operating system yang digunakan.
    1. Virus. Seperti halnya di tempat lain, virus komputer pun menyebar di Indonesia. Penyebaran umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Seringkali orang yang sistem emailnya terkena virus tidak sadar akan hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya. Kasus virus ini sudah cukup banyak seperti virus Mellisa, I love you, dan SirCam. Untuk orang yang terkena virus, kemungkinan tidak banyak yang dapat kita lakukan. Akan tetapi, bagaimana jika ada orang Indonesia yang membuat virus (seperti kasus di Filipina)? Apakah diperbolehkan membuat virus komputer?
    2. Denial of Service (DoS) dan Distributed DoS (DDos) attack. DoS attack merupakan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan target (hang, crash) sehingga dia tidak dapat memberikan layanan. Serangan ini tidak melakukan pencurian, penyadapan, ataupun pemalsuan data. Akan tetapi dengan hilangnya layanan maka target tidak dapat memberikan servis sehingga ada kerugian finansial. Bagaimana status dari DoS attack ini? Bayangkan bila seseorang dapat membuat ATM bank menjadi tidak berfungsi. Akibatnya nasabah bank tidak dapat melakukan transaksi dan bank (serta nasabah) dapat mengalami kerugian finansial.  DoS attack dapat ditujukan kepada server (komputer) dan juga dapat ditargetkan kepada jaringan (menghabiskan bandwidth). Tools untuk melakukan hal ini banyak tersebar di Internet. DDoS attack meningkatkan serangan ini dengan melakukannya dari berberapa (puluhan, ratusan, dan bahkan ribuan) komputer secara serentak. Efek yang dihasilkan lebih dahsyat dari DoS attack saja.
    3. Kejahatan yang berhubungan dengan nama domain. Nama domain (domain name) digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan dan merek dagang. Namun banyak orang yang mencoba menarik keuntungan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya dengan harga yang lebih mahal. Pekerjaan ini mirip dengan calo karcis. Istilah yang sering digunakan adalah cybersquatting. Masalah lain adalah menggunakan nama domain saingan perusahaan untuk merugikan perusahaan lain. (Kasus: mustika-ratu.com) Kejahatan lain yang berhubungan dengan nama domain adalah membuat “domain plesetan”,  yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain. (Seperti kasus klikbca.com) Istilah yang digunakan saat ini adalah typosquatting.
    4. IDCERT (Indonesia Computer Emergency Response Team). Salah satu cara untuk mempermudah penanganan masalah keamanan adalah dengan membuat sebuah unit untuk melaporkan kasus keamanan. Masalah keamanan ini di luar negeri mulai  dikenali dengan munculnya “sendmail worm” (sekitar tahun 1988) yang menghentikan sistem email Internet kala itu. Kemudian dibentuk sebuah Computer Emergency Response Team (CERT). Semenjak itu di negara lain mulai juga dibentuk CERT untuk menjadi point of contact bagi orang untuk melaporkan masalah kemanan. IDCERT merupakan CERT Indonesia.
    5. Sertifikasi perangkat security. Perangkat yang digunakan untuk menanggulangi keamanan semestinya memiliki peringkat kualitas. Perangkat yang digunakan untuk keperluan pribadi tentunya berbeda dengan perangkat yang digunakan untuk keperluan militer. Namun sampai saat ini belum ada institusi yang menangani masalah evaluasi perangkat keamanan di Indonesia. Di Korea hal ini ditangani oleh Korea Information Security Agency.